Love God, Love People
As we journey through this year, I am reminded of both the profound simplicity and yet the deep challenge embedded in two of the greatest commandments that Jesus gave us : "Love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your mind" and "Love your neighbor as yourself" (Matthew 22:37 & 39). These words, through familiar, carry a powerful mandate that shapes not just our relationship with God but also our interaction with those around us.
To love God is to live a life that reflects His teachings and His presence in every area of our lives. It is more than a feeling; it is a commitment to align our will with His, to seek His face in prayer, to worship Him with all that we are, and to obey His Word. Jesus said, "if you love me, keep my commands" (John 14:15). Our love for God is evidenced by our obedience to HIm, by the way we trust Him in every situation, and by how we prioritize Him above all else. It is a love that calls us to move beyond ourselves, to shift our focus from the temporal to the eternal, and to pursue Him with all of our hearts.
But this love does not stop our relationship with God. It naturally overflows into how we treat others. The love of God in us compels us to love people - our neighbors, friends, family, and even those who might be very different from us. The second commandment is like the first: "Love your neighbor as yourself." This is not a passive love but an active one, seen in our willingness to serve, to forgive, to show kindness, and to share the Good News of Jesus Christ.
As a congregation, we are called to embody this live in our community. We are to be the hands and feet of Jesus, reaching out to those in need, comforting the brokenhearted, and guiding others to the truth of the Gospel. This is how we show that we are truly His disciples - by our love for one another (John 13:35)
There are times when our love for God might feel cold, or when loving others seems more like a burden than a joy. Yet, it is in these moments that we must remember the source of our love.
I know living out these commandments is not always easy. There are times when our love for God might feel cold, or when loving others seems more like a burden than a joy. Yet, it is in these moments that we must remember the source of our love. We love because He first loved us (1 John 4:19). The love we are called to give is not something we muster on our own; it is a love that flows from the heart of God, given to us by His Holy Spirit (Romans 5:5).
As we arrive at the final quarter of 2024 with "Love God, Love People" Conference and Christmas around the corner, I encourage you to take this time to reflect on how you are living out this commandments in your daily life. Ask yourself, "Do I truly love God with all my heart? Am I loving people as Christ has loved me?" Let this be a season where we press deeper into our love for God, allowing it to transform us and, in turn, to transform the lives of those around us.
Together, let us commit to being a community that loves God wholeheartedly and loves people passionately
爱神爱人
走过这一年,想起耶稣赐给我们两条最大的诫命,既简单又充满挑战:“全心、全性、全意爱主你的神”和“爱人如己”(马太福音 22:37 & 39)。这两句话耳熟能详,并带有强大的使命,不仅塑造我们与神的关系,也影响我们与周围人的交往。
爱神是在生活中体现他的教导和他的同在。这不是一种感觉而是承诺,让我们与他的意愿一致,祷告寻求他的面,全心全意敬拜祂,遵守他的话语。耶稣说:“如果你们爱我,就要遵守我的命令”(约翰福音 14:15)。我们爱神的凭证是顺服他,在任何情况下信靠他,让他凡事居首位。他的爱使我们能超越自我,放下世俗,专注于永恒,全心全意寻求他。
神的爱不止于我们与他的关系。他的爱延伸至我们如何对待他人。神的爱催逼我们去爱人——爱邻居,爱朋友,爱家人,甚至爱与我们截然不同的人。第二条诫命和第一条诫命一样:“爱人如己”。这不是被动的爱,而是主动去爱,甘心乐意地服事,宽恕,对人友善,并分享耶稣基督的福音。
神呼召我们在社区里体现他的爱。我们要成为耶稣的手和脚,帮助有需要的人,安慰忧伤的灵,叫人认识福音的真理。我们如是表明我们是主的门徒——彼此相爱。(约翰福音 13:35)。
有时我们爱神的心会冷淡,有时爱人并不喜乐反而像个重担。这时候要记住爱的源头。
我知道实践这些诫命并不容易。有时我们爱神的心会冷淡,有时爱人并不喜乐反而像个重担。这时候要记住爱的源头。我们爱,因为神先爱我们。(约翰一书 4:19)。神呼召我们去爱,这爱不是出于我们自己的,而是神借着所赐给我们的圣灵,把他的爱浇灌在我们的心里。(罗马书 5:5)。
今年最后一季度的 “爱神爱人 ”大会和圣诞庆典将近,我鼓励大家乘机反思自己在日常生活中要如何实践这些诫命。问问自己:"我是否真的全心全意爱神?我是否像基督爱我那样爱人?这个季节让我们更深地爱神,让他的爱改变我们,并借着我们改变身边人的生命。
让我们许诺,成为全心全意爱神,热情爱人的群体。
Kasihi Tuhan, Kasihi Manusia
Saat kita melewati tahun ini, saya teringat akan sahutan ringkas namun mendalam, seperti terkandung dalam dua perintah terpenting yang diFirmankan Yesus kepada kita: “Kasihilah Tuhan, Tuhanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” dan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22: 37 & 39). Kata-kata ini, walaupun biasa kita dengar, merupakan mandat kuat yang bukan sahaja membentuk perhubungan kita dengan Tuhan, malah juga interaksi kita antara satu sama lain.
Namun, kasih ini bukan sahaja setakat perhubungan kita dengan Tuhan. Secara semulajadi, kasih ini dicurahkan dengan berkelimpahan kepada cara kita melayan orang lain. Kasih Tuhan dalam hidup kita mendesak kita mengasihi orang lain – jiran, kawan, keluarga kita, dan juga mereka yang mungkin sangat berbeza daripada kita. Perintah kedua seperti yang pertama: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Ini bukanlah satu kasih pasif, tetapi sesuatu yang aktif, dan jelas kelihatan dalam kesediaan kita untuk melayan, mengampuni, menunjukkan belas kasihan, dan berkongsi Berita Baik Yesus Kristus.
Sebagai jemaah, kita diseru menjiwai kasih ini dalam Masyarakat kita. Kita hendaklah menjadi seperti kaki dan tangan Yesus, mencapai mereka yang memerlukan, menghiburkan mereka yang patah hati, dan membimbing yang lain menuju kebenaran Injil. Inilah cara kita menunjukkan bahawa kita benar-benar murid-Nya – kerana kita saling mengasihi (Yohanes 13:35).
Ada kalanya, kasih kita untuk Dia mungkin terasa dingin, atau tatkala mengasihi orang lain dirasakan sesuatu beban dan bukan sukacita. Namun, pada detik-detik inilah harus kita ingat punca kasih kita.
Saya sedar bahawa untuk melakukan perintah-perintah ini tidak selalunya mudah. Ada kalanya, kasih kita untuk Dia mungkin terasa dingin, atau tatkala mengasihi orang lain dirasakan sesuatu beban dan bukan sukacita. Namun, pada detik-detik inilah harus kita ingat punca kasih kita. Kita mengasihi kerana Dia terdahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Kasih yang kita diseru untuk berikan bukanlah sesuatu yang kita usahakan sendiri; ianya kasih yang mencurah dari hati Tuhan, dikurniakan kepada kita oleh Roh Kudus-Nya (Roma 5:5).
Semakin kita dekat dengan Konferensi “Kasihi Tuhan, Kasihi Manusia” dan Krismas pada suku terakhir tahun 2024, saya menggalakkan anda mengambil masa ini untuk meneliti cara anda melaksanakan perintah-perintah berkenaan dalam kehidupan harian anda. Cuba tanya diri anda sendiri, “Adakah saya benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap hati jiwa? Adakah saya mengasihi orang lain seperti saya dikasihi Kristus?” Biarlah ini menjadi masa di mana kita semakin mendalami kasih kita kepada Tuhan, membenarkan kasih itu mengubah kita, dan seterusnya mengubah hidup mereka yang di sekeliling kita.
Bersama-sama, marilah kita membuat komitment untuk menjadi masyarakat yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi manusia dengan penuh semangat.